Ribuan Kendaraan Karyawan Pinjol Bikin Macet Jalan di Mataram, Warga Resah

Mataram, NTB — Kota Mataram dalam beberapa pekan terakhir cvtogel dihebohkan dengan kemacetan parah yang terjadi hampir setiap pagi dan sore hari di beberapa ruas jalan utama. Kemacetan ini diduga kuat dipicu oleh membludaknya jumlah kendaraan milik para karyawan perusahaan pinjaman online (pinjol) yang beroperasi di sejumlah titik dalam kota.

Menurut pantauan wartawan dan keluhan warga setempat, lonjakan kendaraan terjadi terutama di sekitar kawasan bisnis baru yang kini menjadi pusat aktivitas sejumlah kantor pinjol. Ribuan karyawan yang bekerja dengan sistem shift tampaknya menggunakan kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil, untuk mobilisasi harian mereka. Akibatnya, jalan-jalan seperti Jalan Udayana, Jalan Pejanggik, dan sebagian besar area di seputaran Cakranegara mengalami stagnasi lalu lintas yang cukup parah setiap harinya.

Warga dan Pengguna Jalan Keluhkan Kemacetan

Seorang warga Mataram bernama Ibu Ratna (46), yang tiap hari melintasi jalur tersebut untuk berangkat ke pasar, mengeluhkan kondisi yang semakin parah.

“Dulu paling macet pas jam sekolah atau hujan. Sekarang tiap hari macet, dari pagi sampai sore. Saya pernah hampir satu jam dari Kekalik ke Mataram Mall. Biasanya cuma 10 menit,” ujarnya geram.

Hal serupa juga diungkapkan oleh pengemudi ojek online, Herman (32), yang mengaku pendapatannya menurun karena harus kehilangan banyak waktu di jalan.

“Order banyak, tapi waktu tempuhnya jadi lama. Macetnya nggak main-main sekarang. Terutama pas shift karyawan pinjol keluar, bisa stuck berjam-jam,” katanya.

baca juga: rini-yulianti-pindah-ke-sydney-ini-momen-mellow-bareng-keluarga-dan-sahabat-yang-bikin-haru

Perusahaan Pinjol Semakin Menjamur

Pemerintah kota menyatakan bahwa pertumbuhan pesat sektor pinjol di Mataram dalam setahun terakhir menjadi fenomena ekonomi baru. Banyak perusahaan digital finansial yang membuka cabang atau kantor operasional di kota ini karena biaya operasional yang lebih murah dibandingkan kota-kota besar lain seperti Jakarta atau Surabaya.

Namun, dampak dari pertumbuhan yang tidak diiringi perencanaan tata kota dan transportasi membuat kota ini tidak siap menerima beban tambahan ribuan kendaraan setiap harinya.

Dishub dan Pemkot Siapkan Solusi

Menanggapi situasi ini, Dinas Perhubungan Kota Mataram mengaku telah melakukan observasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk perusahaan pinjol dan pihak kepolisian lalu lintas.

Kepala Dishub Mataram, H. Zainuddin, mengatakan pihaknya tengah mengkaji beberapa solusi jangka pendek dan jangka panjang.

“Kami akan dorong perusahaan-perusahaan itu untuk mengatur sistem kerja yang lebih fleksibel, mungkin shift yang lebih terpecah, serta mewajibkan penyediaan shuttle bus bagi karyawan,” ujar Zainuddin.

Selain itu, rencana pembatasan kendaraan pribadi pada jam-jam sibuk dan pembangunan kantong parkir vertikal di kawasan padat juga sedang dibahas.

Pengamat Tata Kota: Perlu Langkah Tegas dan Terukur

Sementara itu, pengamat transportasi dan tata kota dari Universitas Mataram, Dr. Gede Arta, menilai kondisi ini bisa menjadi bom waktu jika tidak ditangani dengan serius.

“Kota ini tidak didesain untuk lonjakan populasi kendaraan seperti itu. Pemerintah harus bertindak tegas, bukan hanya imbauan, tapi regulasi yang jelas. Misalnya, insentif bagi karyawan yang menggunakan transportasi umum atau sepeda, dan disinsentif bagi perusahaan yang tidak peduli dengan kontribusi kemacetan,” tegasnya.

Warga Harap Ada Aksi Nyata

Warga berharap bahwa solusi yang ditawarkan bukan hanya wacana. Sejumlah elemen masyarakat bahkan sudah mulai menggalang petisi agar Pemkot menertibkan izin operasional perusahaan digital yang tidak memperhatikan dampak sosial dan lingkungan sekitar.

Kemacetan yang disebabkan oleh ribuan kendaraan karyawan pinjol ini tidak hanya mengganggu kenyamanan masyarakat, tetapi juga menimbulkan efek domino pada sektor lain, seperti kesehatan, pendidikan, dan ekonomi mikro. Jika tidak ada tindakan nyata dalam waktu dekat, bisa jadi masalah ini akan menjadi krisis mobilitas kota yang lebih besar di masa depan.

sumber artikel: www.september2018calendar.com